Kamis, 13 September 2018

Hati Baja

Wanita itu, wanita yang tak pernah luput dari pandangan, pikiran, dan hidupku. Wanita paling cantik yang sudah melahirkan aku ke dunia ini. Wanita yang menjadi sumber kekuatan setiap langkah kaki ini. Wanita kuat ini yang selalu mengajarkan aku banyak hal tentang dunia. Mungkin aku tak akan sekuat wanita ini. Sejak kecil, kami selalu di didik untuk menjadi anak-anak yg mandiri, anak-anak yang tidak banyak mengeluh, anak anak yg selalu bersyukur atas apa yang dimiliki, anak-anak yg kuat dan tangguh menghadapi kerasnya hidup, anak-anak yang ringan tangan, dan anak-anak yang jauh dari kata pamrih.

Wanita super ini setiap hari bangun sekitar pukul 4 pagi. Dia bangun shalat, mencuci pakaian, menyiapkan semua perlengkapan untuk hari-hari kami, sarapan, bekal, pakaian yg harus dipakai sebelum dia berangkat kerja. Bahkan terkadang dia tak sempat untuk makan pagi karna hanya mengurus kami. Wanita ini tak pernah mengeluh atas kelelahannya mengurus ayah dan kami, meskipun dia juga bekerja membantu perekonomian keluarga. Terkadang hantaman batu keras mengahadapinya, raut muka yang tak pernah bisa bohong, akan tetapi dia masih saja tetap kuat dan bersabar.

Ibu, selalu megajarkan aku untuk selalu berbuat baik kepada siapapun meskipun faktanya masih ada saja orang yang jahatin kita. Ibu bilang, kalo gak dia yg bales kebaikan kita mungkin nanti orang lain yg bales. Biarin orang jahat sama kita, kita tetep aja baikin terus orangnya sampe ntar dia sendiri yang sadar.

Ibu, sumber inspirasi, sumber semangat dalam diri, sumber motivasi, dan sumber kebahagiaan dikala sedih maupun senang.
Mengagumkan sekali, semuanya.
Semua anakpun sama, pasti mengidolakan ibunya. ya, termasuk aku. Idola yang tak pernah aku khianati. Tak pernah sedetikpun berfikir untuk mengidolakan wanita lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar