Kamis, 20 September 2018

Sebaik-Baiknya Menanti

Hai, apakabar kamu hari ini ? sedang apa kamu disana ?

Aku dan kamu yang terpisah oleh jarak, waktu dan ruang. Aku dan kamu tidak saling tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Kapan dan pada saat apa akhirnya aku dan kamu akan dipertemukan. Aku dan kamu juga merupakan dua insan yang asing dengan segala perbedaan yang dimiliki masing masing, akan tetapi tujuan kita pada akhirnya adalah sama. Ya, kamu yang ditakdirkan oleh sang pencipta untukku dan aku untukmu. Tanpa disadari setiap hari kita menghabiskan waktu untuk menunggu moment itu, moment yang akan menjadi langkah awal dimana aku dan kamu menjadi kita.

Aku berjalan mengitari waktu dan hari hari yang kulewati sendiri, tak ada yang ku harap selain kamu yang suatu hari datang dengan niat terbaik yang telah kau persiapkan sejak lama. Kini ku terus berusaha memperbaiki diri dengan segala kekurangan dan kebiasaan buruk yang mungkin nantinya tak akan kau sukai. Aku belajar mengurus diriku sendiri sebelum Allah takdirkan untuk mengurus kamu dan keluarga kecil kita, aku belajar masak untuk diriku sendiri sebelum nantinya aku masak makanan kesukaanmu dan masak untuk keluarga kecil kita, aku belajar mengasuh dan menyayangi anak anak agar kelak kau tak perlu khawatir aku bisa tidak mengurus anak anak kita, aku sedang berusaha sekali menjadi yang terbaik untuk mendapingimu kelak hingga tua dan kita sama sama sampai akhir hayat memisahkan. Aku yakin, saat ini kamupun begitu. Ya, sedang berusaha memperbaiki diri, berjuang dan bekerja dengan keras agar bisa mewujudkan niat baikmu terhadap aku dan keluargaku.

Aku setia disini, Insya Allah ku tegarkan hati ini kepada Allah dan ku kuatkan langkah kaki ini yang untuk terus melangkah mencari dan mendapatkan ridhoNya. Penantian ini akan terbayar nanti, pasti dan aku begitu yakin denganmu yang merupakan pilihan terbaik dariNya. Aku berdoa kelak kita dipertemukan di waktu yang benar benar tepat, dimana aku dan kamu sudah sangat siap menerima segala konsekwensinya. Aku selalu berdoa agar kamu diberikan kemudahan dalam setiap langkahmu agar semua yg kamu impikan terwujud. Tak ada yang bisa ku lakukan saat ini selain memintamu disepertiga malam kepadaNya…

Semoga Allah selalu menjagamu dimanapun kamu berada, akan ku jaga rindu ini untukmu siapapun kamu…

Kamis, 13 September 2018

Hati Baja

Wanita itu, wanita yang tak pernah luput dari pandangan, pikiran, dan hidupku. Wanita paling cantik yang sudah melahirkan aku ke dunia ini. Wanita yang menjadi sumber kekuatan setiap langkah kaki ini. Wanita kuat ini yang selalu mengajarkan aku banyak hal tentang dunia. Mungkin aku tak akan sekuat wanita ini. Sejak kecil, kami selalu di didik untuk menjadi anak-anak yg mandiri, anak-anak yang tidak banyak mengeluh, anak anak yg selalu bersyukur atas apa yang dimiliki, anak-anak yg kuat dan tangguh menghadapi kerasnya hidup, anak-anak yang ringan tangan, dan anak-anak yang jauh dari kata pamrih.

Wanita super ini setiap hari bangun sekitar pukul 4 pagi. Dia bangun shalat, mencuci pakaian, menyiapkan semua perlengkapan untuk hari-hari kami, sarapan, bekal, pakaian yg harus dipakai sebelum dia berangkat kerja. Bahkan terkadang dia tak sempat untuk makan pagi karna hanya mengurus kami. Wanita ini tak pernah mengeluh atas kelelahannya mengurus ayah dan kami, meskipun dia juga bekerja membantu perekonomian keluarga. Terkadang hantaman batu keras mengahadapinya, raut muka yang tak pernah bisa bohong, akan tetapi dia masih saja tetap kuat dan bersabar.

Ibu, selalu megajarkan aku untuk selalu berbuat baik kepada siapapun meskipun faktanya masih ada saja orang yang jahatin kita. Ibu bilang, kalo gak dia yg bales kebaikan kita mungkin nanti orang lain yg bales. Biarin orang jahat sama kita, kita tetep aja baikin terus orangnya sampe ntar dia sendiri yang sadar.

Ibu, sumber inspirasi, sumber semangat dalam diri, sumber motivasi, dan sumber kebahagiaan dikala sedih maupun senang.
Mengagumkan sekali, semuanya.
Semua anakpun sama, pasti mengidolakan ibunya. ya, termasuk aku. Idola yang tak pernah aku khianati. Tak pernah sedetikpun berfikir untuk mengidolakan wanita lain.

Berdamai Dengan Waktu

Banyak yang mengeluh akan waktu
Banyak yang membicarakan waktu
Banyak yang menyalahkan waktu
Banyak yang menyia-nyiakan waktu

Kita adalah waktu, kita adalah jarak yang tak berujung, kita adalah ruang yang tak berdimensi. Tanpa kita sadari kita selalu saja tak bersyukur akan waktu. Siapakah kita tanpa waktu ?

Waktu yang sili berganti pergi meninggalkan kita, memberikan banyak cerita, pengalaman dan memori ini. Bisakah kita tanpa waktu ?

Ruang gerak yang kita lewati semua terbatas oleh waktu. Pernahkah kita berfikir sudahkan kita menggunakan waktu dengan sebaik mungkin ?

Ya, inilah kita. Kita yang selalu saja masih belum bisa bersyukur atas waktu, atas detik, atas menit, dan atas jam yang kita miliki.

Kita adalah ruang dan waktu yang berbeda, memliki karakter berbeda, memliki bahasa tubuh yang berbeda, pemikiran yang berbeda, dan bahkan mungkin tujuan yang berbeda. Kita tidak pernah tau siapakah aku dimasa depan dan mengapa aku dimasa lalu. Ya, lagi lagi semua adalah waktu.
Andai setiap orang bisa berdamai dengan waktu, tidak banyak orang yang menoleh kebelakang, karna mereka bersyukur telah diberi waktu. Bagian yang terkadang kita lupakan tapi begitu sangat berharga tanpa disadari. Dengan waktu, inilah kita bentukan dari waktu, kita menjadi bahagia, kita menjadi cerita, dan kita menjadi memori.

Jangan menyalahkan waktu, salahkan kenapa KITA ?
ya...
Berdamailah dengan waktu yang kita punya, maka akan kita temui semua hal yang berharga, hal yang akan mengajarkan kita untuk menghargai setiap detik, menit, dan jam yang diberikan Sang Pencipta, dan hal yang tak pernah terduga sebelumnya. Karna waktu takkan pernah kembali mengulang ceritanya. Bersyukurlah masih diberikan WAKTU.
Sampai berjumpa diwaktu yang tepat...

Aku, Sang Pencipta, dan Waktu....

Selasa, 31 Juli 2018

Ku Ingat Hari Itu

       Semua masih begitu jelas di kepalaku. kau yang selalu aku jadikan sosok orang yang bisa aku ajak bercerita, bercanda, berduka, dan bahkan melakukan kekonyal kini tak lagi seperti dulu. Kini statusmu sudah benar berbeda, aku takkan lagi memiliki waktu panjang yang biasanya aku habiskan denganmu. Jujur aku rindu, saat aku menulis ini rindu memenuhi dadaku dan terasa begitu sesak. dengan air mata yang mengalir dipipi dan hidung sudah mulai terasa berat untuk bernafas karena tangis. "Hai Mas, apakabarmu?" tak lagi kudengar dari kamarku panggilan panggilan manja suaramu itu, ingin sekali rasanya mengulang waktu dengan hari hari yang konyol bersamamu, meskipun terkadang aku menjengkelkan ya mas. Kini, engkau yang biasanya aku jadikan sandaranku telah menjadi suami dari seorang wanita yang cantik yang kau pilih untuk menjadi salah satu kakak perempuanku, ibu dari anak-anakmu, dan teman hidupmu hingga kau menutup mata. perhatian yang tadinya aku dapatnya lambat laun tak kumiliki lagi, ya aku sadar aku bukanlah adik kecil mas lagi yang masih dibangku sekolah, aku sudah beranjak menjadi gadis dewasa yang mencoba untuk jadi yang keluarga inginkan. Hari demi hari aku belajar untuk ikhlas karena aku merasa aku sudah cukup dewasa untuk menyeselaikan urusanku sendiri, yang biasanya aku ceritakan semua padamu.

    Pada hari itu, nyatanya adalah kau benar benar pergi  untuk selamanya dan bukan saja meninggalkan aku, tapi semuanya. Dua malaikat kecil yang benar benar masih sangat rapuh itu harus siap tanpa kasih sayang dari mas. Mas tau ? hari itu terasa geledek begitu besar menyambar tubuh dan kepalaku, rasa penyesalan begitu amat besar didadaku mas, rasanya baru kemarin kita bermain bersama bertiga dengan mbak. Siang itu, ku bawa kencang sekali motor untuk segera sampai kerumah, ku abaikan hujan lebat yang menjatuhi tubuhku tanpa jaket dan tanpa alas kaki ku bawa motor dengan pikiran dan suasana kalut didadaku. begitu aku sampai dirumah orang orang sudah menyambutku, isak tangis yang ku tahan seolah olah tak berarti lagi mas. pecah ketika ambulans datang membawa tubuhmu yang sudah terbujur kaku. kembali ku ingat kenangan kenangan yang terjadi pada kita sekeluarga, sasat bersama, sedih susah, dan senang. aku masih berharap hari itu hanyalah mimpi buruk. tapi lama ku tunggu ternyata aku tak bangun dari tidurku, ku dapati semua orang hari itu pilu melihat tubuhmu yang sudah terbujur kaku dengan senyuman yang hangat yang kau perlihatkan. masih saja mas ku tunggu kau bangun dan berkata aku tidak apa apa, nyata aku salah lagi mas. aku dan keluarga benar benar kehilangan mas untuk selamanya. 

         Hari berganti hari, bulan berganti bulan, masih sangat ku rindukan suara panggilan manjamu diluar kamarku. bunyi klakson motormu disetiap kau pulang kerumah. atau ketika subuh kau bangun  mengetuk pintu kamarku dan kembali tidur dikamarku. mas, senang sekali rasanya mas sering mampir ke mimpiku, tapi kenapa sekarang mas jarang main dimimpiku ?. mas, semoga doa doa yang selalu aku dan keluarga kirimkan buat mas tenang dan bahagia disana ya. mas, dua malaikat kecil mas skrg sudah tumbuh semakin besar dan pintar. Kak Alya sudah masuk sekolah TK dan adek sudah berusia 3 tahun lebih. Mas tau ? setiap kali ku lihat mereka berdua, ingin sekali rasanya ku selalu  menjaga dan melindungi mereka. aku janji sama diri aku sendiri mas, aku bakal bahagiain mereka gimanapun caranya mas. Masih dan akan selalu aku ingat hari hari terakhir mas dirumah sakit, mas ingin selalu makan masakan yg aku masak. sampe mas bilang "adek nanti usaha cathering aja", dengan senyuman aku jawab kalimat mas itu. semoga ya mas aku nanti bisa buka usaha makanan masakan buatan aku sendiri, 


Mamas, sosok lelaki yang cukup keras tetapi berhati lembut dan mulia. tidak pernah hitunghitungan, tidak pernah mengeluh, pekerja keras demi anak, istri dan keluarganya, tidak mengenal lelah, sosok yang sangat ramah, dermawan, tidak sombong dan begitu ringan tangan. Mamas sosok pendengar dan penasehat, sosok ayah, sosok sahabat, sosok saudara laki-laki, sosok yang penuh dengan ambisi untuk sukses dan penyayang. sampai bertemu dan berkumpul lagi di taman surganya Allah ya mas..



Salam rindu 
-dedek-

Kamis, 21 Agustus 2014

Disini Awal Perjalanan Kekeluargaan KITA :)

      18 Agustus 2014 adalah hari dimana pertama kalinya kakiku melangkah dengan berat keluar dari Kilang Pertamina UP III Plaju dan tetesan air mata yang megalir tanpa disadari telah membasahi pipiku. Disinilah aku menemukan keluarga baruku, Mereka Adalah Yuniar, Kak Wanda, Risky, Faldhi, Pebri.Tepatnya 1 bulan lalu yang masih sangat aku ingat aku berdua sahabatku mendaftar ulang untuk kerja praktek disana. Dengan masih sangat lugu dan belum tahu apa-apa mengenai Pertamina UP III Plaju.Tak terasa waktu begitu cepat bergulir, seriring berjalannya waktu, detik demi detik menit demi menit jam demi jam hari demi hari kami lewati bersama sedih, senang, dan susah. Aku dan yuniar merasa sangat diistimewakan, karena hanya kami wanita diantra 4 orang lelaki tersebut.Kami mendapat pembimbing yang selalu kami panggil dengan sebutan Abi, ya Abi Yunus tepatnya. Abi Yunus memberi banyak pengetahuan yang sebelumnya tidak kami ketahui,Beliau adalah sosok yang sangat kami hormati. Satu pesan yang selalu aku ingat dalam pikirannku , Abi Yunus berkata "Tulis apa yang ingin kamu kerjakan, dan Kerjakan apa yang telah kamu tulis" pada tanggal 18 Agustus tersebut.Kak Wanda mewakili kami berbicara menyampaikan terimakasih dan permintaan maaf, pada saat itulah air mataku jatuh bercucuran, sedih rasanya, sedih dan senang bercampur hari itu. 
       Biasanya sebelum kami pergi ke kantor atau ke DCR kami selalu menunggu satu sama lain sampai kami berenam lengkap. kami menunggu mobil pick up yang mau mengantarkan kami. Sambil menunggu angkutan kami selalu bercanda satu sama lain, tak seharipun kami lewati tanpa candaan dan lelucon yang menggelitik.Bau dan Panas aspal kilang yang benar-benar khas kini tak bisa kami nikmati bersama lagi. Kilang dan alat-alat pabrik seakan menjadi saksi bisu perjalanan kerja praktek kami, jika salah satu dari kami sedang ada problem kami selalu berusaha untuk menyuport dan membantu. Kami selalu mengingatkan, menguatkan, dan saling menasehati satu lain. Oh iya, Dikantor ada seorang pegawai yang selalu memberi senyumannya setiap pagi kepada kami beliau adalah pak Nur, pak Nur sangat baik kepada kami bahkan kantor seperti layaknya rumah sendiri. Ah rindu sekali rasanya suasana kilang dan kantor :').
Mereka berlima banyak mengajarkan aku arti persahabatan, kebersamaan dan kekeluargaan, senang sekali rasanya bisa mengenal dan dekat dengan mereka. Skenario Allah ini benar" tidak terduga.Semoga suatu hari nanti kami berenam bisa menjadi salah satu keluarga di Pertamina UP III Plaju. Amiiiinnn....

Sabtu, 12 Juli 2014

Pengantin Bidadari, Kisah Cinta Seorang Syuhada



repost from Phen Efendi(inmotivasi.blogspot.com/2013/07/pengantin-bidadari-kisah-cinta-seorang.html)


Pada masa Rasulullah, di Madinah, tinggallah seorang pemuda bernama Zulebid. Dikenal sebagai pemuda yang baik di kalangan para sahabat. Juga dalam hal ibadahnya termasuk orang yang rajin dan taat.

Dari sudut ekonomi dan finansial, ia pun tergolong berkecukupan. Sebagai seorang yang telah dianggap mampu, ia hendak melaksanakan sunnah Rasul yaitu menikah. Beberapa kali ia meminang gadis di kota itu, namun selalu ditolak oleh pihak orang tua ataupun sang gadis dengan berbagai alasan.

Akhirnya pada suatu pagi, ia menumpahkan kegalauan tersebut kepada sahabat yang dekat dengan Rasulullah.

“Coba engkau temui langsung Baginda Nabi, semoga engkau mendapatkan jalan keluar yang terbaik bagimu”, nasihat mereka.

Zulebid kemudian mengutarakan isi hatinya kepada Baginda Nabi.

Sambil tersenyum beliau berkata:
“Maukah engkau saya nikahkan dengan putri si Fulan?”

“Seandainya itu adalah saran darimu, saya terima. Ya Rasulullah, putri si Fulan itu terkenal akan kecantikan dan kesholihannya, dan hingga kini ayahnya selalu menolak lamaran dari siapapun.

“Katakanlah aku yang mengutusmu”, sahut Baginda Nabi.
“Baiklah ya Rasul”, dan Zulebid segera bergegas bersiap dan pergi ke rumah si Fulan.

Sesampai di rumah Fulan, Zulebid disambut sendiri oleh Fulan
“Ada keperluan apakah hingga saudara datang ke rumah saya?” Tanya Fulan.

“Rasulullah saw yang mengutus saya ke sini, saya hendak meminang putrimu si A.” Jawab Zulebid sedikit gugup.

“Wahai anak muda, tunggulah sebentar, akan saya tanyakan dulu kepada putriku.”

Fulan menemui putrinya dan bertanya, “bagaimana pendapatmu wahai putriku?”

Jawab putrinya, “Ayah, jika memang ia datang karena diutus oleh Rasulullah saw, maka terimalah lamarannya, dan aku akan ikhlas menjadi istrinya.”

Akhirnya pagi itu juga, pernikahan diselenggarakan dengan sederhana. Zulebid kemudian memboyong istrinya ke rumahnya.
Sambil memandangi wajah istrinya, ia berkata,” duhai Anda yang di wajahnya terlukiskan kecantikan bidadari, apakah ini yang engkau idamkan selama ini? Bahagiakah engkau dengan memilihku menjadi suamimu?”

Jawab istrinya, ” Engkau adalah lelaki pilihan rasul yang datang meminangku. Tentu Allah telah menakdirkan yang terbaik darimu untukku. Tak ada kebahagiaan selain menanti tibanya malam yang dinantikan para pengantin.”

Zulebid tersenyum. Dipandanginya wajah indah itu ketika kemudian terdengar pintu rumah diketuk. Segera ia bangkit dan membuka pintu. Seorang laki-laki mengabarkan bahwa ada panggilan untuk berkumpul di masjid, panggilan berjihad dalam perang.

Zulebid masuk kembali ke rumah dan menemui istrinya.

“Duhai istriku yang senyumannya menancap hingga ke relung batinku, demikian besar tumbuhnya cintaku kepadamu, namun panggilan Allah untuk berjihad melebihi semua kecintaanku itu. Aku mohon keridhoanmu sebelum keberangkatanku ke medan perang. Kiranya Allah mengetahui semua arah jalan hidup kita ini.”

Istrinya menyahut, “Pergilah suamiku, betapa besar pula bertumbuhnya kecintaanku kepadamu, namun hak Yang Maha Adil lebih besar kepemilikannya terhadapmu. Doa dan ridhoku menyertaimu”

Zulebid lalu bersiap dan bergabung bersama tentara muslim menuju ke medan perang. Gagah berani ia mengayunkan pedangnya, berkelebat dan berdesing hingga beberapa orang musuh pun tewas ditangannya. Ia bertarung merangsek terus maju sambil senantiasa mengumandangkan kalimat Tauhi…ketika sebuah anak panah dari arah depan tak sempat dihindarinya. Menancap tepat di dadanya. Zulebid terjatuh, berusaha menghindari anak panah lainnya yang berseliweran di udara. Ia merasa dadanya mulai sesak, nafasnya tak beraturan, pedangnya pun mulai terkulai terlepas dari tangannya.

Sambil bersandar di antara tumpukan korban, ia merasa panggilan Allah sudah begitu dekat. Terbayang wajah kedua orangtuanya yang begitu dikasihinya. Teringat akan masa kecilnya bersama-sama saudaranya. Berlari-larian bersama teman sepermainannya.

Berganti bayangan wajah Rasulullah yang begitu dihormati, dijunjung dan dikaguminya. Hingga akhirnya bayangan rupawan istrinya. Istrinya yang baru dinikahinya pagi tadi. Senyum yang begitu manis menyertainya tatkala ia berpamitan. Wajah cantik itu demikian sejuk memandangnya sambil mendoakannya. Detik demi detik, syahadat pun terucapkan dari bibir Zulebid. Perlahan-lahan matanya mulai memejam, senyum menghiasinya … Zulebid pergi menghadap Ilahi, gugur sebagai syuhada.

Rasulullah dan para sahabat mengumpulkan syuhada yang gugur dalam perang. Di antara para mujahid tersebut terdapatlah tubuh Zulebid yang tengah bersandar di tumpukan mayat musuh.

Akhirnya dikuburkanlah jenazah zulebid di suatu tempat. Berdampingan dengan para syuhada lain.

Tanpa dimandikan …
Tanpa dikafankan …

Tanah terakhir ditutupkan ke atas makam Zulebid.

Rasulullah terpekur di samping pusara tersebut.
Para sahabat terdiam membisu.

Sejenak kemudian terdengar suara Rasulullah seperti menahan isak tangis. Air mata berlinang di dari pelupuk mata beliau
Lalu beberapa waktu kemudian beliau seolah-olah menengadah ke atas sambil tersenyum.

Wajah beliau berubah menjadi cerah. Belum hilang keheranan shahabat, tiba-tiba Rasulullah menolehkan pandangannya ke samping seraya menutupkan tangan menghalangi arah pandangan mata beliau.

Akhirnya keadaan kembali seperti semula ..
Para shahabat lalu bertanya-tanya, ada apa dengan Rasulullah.
“Wahai Rasulullah, mengapa di pusara Zulebid engkau menangis?”

Jawab Rasul, “Aku menangis karena mengingat Zulebid. Oo ..
-Zulebid, pagi tadi engaku datang kepadaku minta restuku untuk menikah dan engkau pun menikah hari ini juga. Ini hari bahagia.Seharusnya saat ini Engkau sedang menantikan malam Zafaf, malam yang ditunggu oleh para pengantin.”

“Lalu mengapa kemudian Engkau menengadah dan tersenyum?” Tanya sahabat lagi.

” Aku menengadah karena kulihat beberapa bidadari turun dari langit dan udara menjadi wangi semerbak dan aku tersenyum karena mereka datang hendak menjemput Zulebid,” Jawab Rasulullah.

“Dan lalu mengapa kemudian Engkau memalingkan pandangannya dan menoleh ke samping?” Tanya mereka lagi.

“Aku mengalihkan pandangan menghindar karena sebelumnya kulihat, saking banyaknya bidadari yang menjemput Zulebid, beberapa diantaranya berebut memegangi tangan dan kaki Zulebid. Hingga dari salah satu gaun dari bidadari tersebut ada yang sedikit tersingkap betisnya.”

Di rumah, istri Zulebid menanti sang suami yang tak kunjung kembali. Ketika terdengar kabar suaminya telah menghadap sang ilahi Rabbi, Pencipta segala Maha Karya.

Malam menjelang …
Terlelap ia, sejenak berada dalam keadaan setengah mimpi dan dan nyata ..

Lamat-lamat ia seperti melihat Zulebid datang dari kejauhan .. Tersenyum, namun wajahnya menyiratkan kesedihan pula ..

Terdengar Zulebid berkata, “Istriku, aku baik-baik saja. Aku menunggumu disini. Engkaulah bidadari sejatiku. Semua bidadari disini pabila aku menyebut namamu akan menggumamkan cemburu padamu…. Dan kan kubiarkan engkau yang tercantik di hatiku.”

Istri Zulebid, terdiam.
Matanya basah …
Ada sesuatu yang menggenang disana ..

Seperti tak lepas ia mengingat acara pernikahan tadi pagi ..
Dan bayangan suaminya yang baru saja hadir ..
Ia menggerakkan bibirnya ..
“Suamiku, aku mencintaimu …
Dan dengan semua ketentuan Allah ini bagi kita ..
Aku ikhlas …..”

Dan,..
Akan kemanakah kumbang terbang ..
Pada siapa rindu mendendam ..
Kekasih yang terkasih ..
Pencinta dan yang dicinta ..
Semua berurai air mata ..
Sedih, ataukah bahagia …..?

Wallahu a'lam bishshawab......

Kamis, 14 November 2013

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS


       Kromatografi merupakan salah satu cara pemisahan kimia yang paling populer dan paling banyak digunakan. Kromatografi pertama kali dilakukan oleh Michael Tswett, seorang ahli botani Rusia yang bekerja di Warsawa pada tahun 1906. Pemisahan yang diujicobakan adalah pemisahan klorofil dan pigmen lainnya dalam suatu sari tanaman dengan menggunakan kolom gelas yang diberi keran pada ujungnya. Larutan petroleum eter yang mengandung cuplikan diletakkan pada ujung atas kolom gelas sempit yang telah diisi dengan bubuk kalsium karbonat. Ketika ke dalam kolom tersebut dituangi petroleum eter maka akan terlihat bahwa pigmen-pigmen terpisah dalam beberapa daerah atau pita. Setiap pita berwarna diisolasi dan diidentifikasi senyawa penyusunnya. Adanya pita berwarna tersebut melatarbelakangi nama “kromatografi” yang berasal dari bahasa Yunani. “Kromatos” berarti warna dan “graphos” yang berarti menulis.
            Kromatografi mencakup berbagai proses berdasarkan perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fasa. Satu fasa tetap tinggal pada sistem dan disebut fasa diam. Fasa yang alin dinamakan fasa gerak, memperkolasi melalui celah-celah fasa diam. Gerakan fasa gerak menyebabkan perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan.
            Setetes cairan jika diteteskan pada sepotong kertas atau kain akan melebar dalam bentuk bulat, dan jika larutan itu mengandung senyawa berwarna maka akan terlihat suatu lingkaran berwarna. Tehnik analisis sederhana ini digunakan bangsa Roma untuk menguji zat warna. Sekitar satu abad lalu, ahli kimia Jerman, Runge, Schoebien dan Goppelsroedn membuat kemajuan tehnik ini sehingga lebih reprodusibel dan dapat digunakan secara kuantitatif.
            Tehnik Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dikembangkan oleh Egon Stahl dengan menghamparkan penyerap pada lempeng gelas, sehingga merupakan lapisan tipis. KLT merupaka kromatografi serapan, tetapi dapat juga merupaka kromatografi partisi karena bahan penyerap telah dilapisi air dari udara. Sistem ini sangat populer karena memberikan banyak keuntungan, yaitu peralatan yang diperlukan sederhana, murah, waktu analisis yang singkat serta daya pisah cukup baik. Selain itu sampel yang dibutuhkan sangat sedikit.
            Sebagian besar dasar teori kromatografi kolom dapat diterapkan pada KLT. Pemisahan dilakukan oleh keseimbangan cuplikan dalam dua fasa yaitu fasa gerak dan fasa diam. Derajat retensi pada kromatografi ini dinyatakan sebagai faktor retensi (Rf) :

  Rf = jarak tempuh zat terlarut 
           jarak tempuh pelarut

   Jarak tempuh pelarut dapat diukur dengan mudah yaitu mulai dari tempat totolan sampel sampai garis tempat berhentinya pelarut. Jarak tempuh cuplikan adalah jarak dari totolan sampel sampai ke bercak atau noda pada lempeng.
            Fasa diam yang biasa digunakan dalam KLT adalah serbuk silika gel, alumina, tanah diatomae, selulosa dan lain-lain yang memiliki ukuran butir sangat kecil yaitu 0,063-0,125 mm. Fasa diam tersebut dilapiskan pada kaca, aluminium maupun plastik dengan ketebalan tertentu. Plat KLT dapat dibuat sendiri atau dibeli langsung dalam bentuk jadi  (pra paking) dari beberapa perusahaan. Lapisan tipis ini secara umum ada yang perlu diaktifkan sebelum digunakan, misalnya silika gel dan alumina, ada juga yang tidak perlu diaktifkan misalnya selulosa.
            Larutan cuplikan (sekitar 1% dalam suatu pelarut) diteteskan dengan pipet mikro atau injektor pada jarak 1-2 cm dari batas plat. Setelah pelarut dari noda menguap, plat siap untuk dikembangkan dengan fasa gerak yang sesuai hingga jarak eluen/fasa gerak dari batas plat mencapai 7-10 cm. Proses pengembangan dikerjakan dalam wadah tertutup (chamber) yang diisi eluen yang sesuai dengan sampel. Chamber tersebut dijenuhi dengan uap eluen agar dihasilkan pemisahan yang baik dan dapat ulang (reprodusibel). Tehnik pengembangan dapat dari bawah ke atas (asending), dari bawah ke atas (desending) atau mendatar. Langkah berikutnya adalah mengeringkan sisa eluen dalam lapisan tipis dengan didiamkan pada suhu kamar beberapa saat. Noda pada lapisan tipis dapat diamati langsung untuk noda tampak. Jika noda tidak tampak dapat dilihat dengan lampu UV pada panjang gelombang pendek (254 nm) atau pada panjang gelombang panjang (366 nm). Dapat juga dilihat dengan menggunakan pereaksi semprot penimbul warna.
Cara memilih eluen.
            Pemilihan eluen yang tepat merupakan langkah yang sangat penting untuk keberhasilan analisis dengan KLT. Prinsipnya sampel harus lebih terikat dalam fasa diam daripada dalam fasa gerak. Pertimbangannya dapat menggunakan prinsip “similia similibus solventur” atau biasa dikenal dengan prinsip “like dissolve like”. Umumnya eluen untuk kromatografi ditemukan dengan cara ‘trial and error” atau coba-coba. Jarang sekali penentuan eluen berdasarkan pada pengetahuan yang mendalam tentang mekanisme proses kromatografi. Pedoman umum yang sederhana dan mudah dilakukan dalam memilih eluen adalah berdasarkan pada polaritas, kemampuan membentuk ikatan hidrogen dan reaktivitas suatu eluen.

Sumber :


      B.S.Ari Sudarmanto, Erwin A.R., Fajar R.W., Surya D.M, 2000, Kromatografi Lapis Tipis, Tugas   
      Kelompok Mata kuliah Kromatografi Senyawa Organik, Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.

Sudjadi, 1988, Metode Pemisahan, Fak. Farmasi UGM, Yogyakarta.

Chairil A., Bambang P., Harno D.P., Tutik D.W., 1996, Pengantar Praktikum Kimia Organik, Depdikbud.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 2006, Kecakapan Hidup (Life Skill), Jakarta